Caulobacter
adalah salah satu genus bakteri prostekat yang aerobik dan kemo-organotrofik.
Ia ditemukan di air dan di tanah yang miskin materi organik.
Spesies tipenya adalah C. vibriodes. Caulobacter termasuk
bakteri yang penting karena ia memegang rekor sebagai penghasil lem terkuat di
dunia.
Lem Terkuat di Dunia
Para ilmuan menemukan kalau mereka harus memakai gaya
sekitar 1 mikronewton untuk memisahkan satu bakteri Caulobacter
crescentus dari pipet kaca. Karena C. crescentus sangat kecil, gaya tarik
sekuat 1 mikronewton menghasilkan stress besar, besarnya 70 newton per
milimeter persegi. Stress yang dapat ditahan oleh adhesi bakteri setara dengan
0.775 ton per cm persegi. Bandingkan dengan lem super komersial yang gaya
gesernya hanya 18 hingga 28 newton per milimeter persegi!
Secara hipotesis, lem produksi C. crescentus dapat
diproduksi massal dan dipakai untuk melapisi permukaan untuk tujuan medis dan
teknik. Hal ini karena lem ini bekerja pada permukaan basah. Masalahnya adalah
bagaimana memproduksi lem ini tanpa membuat lemnya lengket pada mesin
pembuatnya. Bayangkan, untuk melepaskan lem ini dari daerah seluas buku tulis
biasa, perlu tarikan lima buah mobil.
C. crescentus telah mengevolusikan kemampuan hidup dalam
kondisi yang sangat miskin nutrisi, yang menjelaskan keberadaannya dalam air
bersih. Karena ia ada dalam air bersih dalam konsentrasi rendah dan tidak
menghasilkan racun bagi manusia, C. crescentus tidak berbahaya bagi
kesehatan manusia.
Perkembang biakan
Sel Caulobacter yang dewasa tidak bergerak. Bentuknya
batang lurus atau melengkung dengan ukuran sekitar 1 – 2 mikron. Biasanya
memiliki satu tangkai polar (prosteca). Ujung distalnya adhesif; sel-selnya
dapat menempel pada substrat sendirian atau beramai-ramai (rosette), tiap
kelompok terdiri dari sejumlah sel memancar dari massa pusat bahan adesif.
Banyak untai mengandung pigmen karotenoid.
Sel dewasanya melahirkan sel anak (swarmer) lewat
pembelahan biner asimetrik. Sel anak memiliki satu flagel polar. Seiring waktu,
sang anak kehilangan flagela nya dan mulai mengembangkan prosteca lalu beralih
fungsi menjadi sel dewasa. Dalam sel dewasa (induk), prosteca dapat menunjukkan
satu atau lebih pita bersilang, masing-masing menandai peralihan siklus selnya.
Mekanisme molekuler yang terlibat dalam proses diferensiasi
dan pembelahan sel asimetrik (ciri penting siklus sel) baru dipahami lewat
berbagai penelitian pada lokalisasi protein intrasel menggunakan teknik
penggabungan gen. Dalam beberapa kasus pentargetan atau aktivasi sebuah protein
tertentu terkait dengan aspek dasar diferensiasi atau pembelahan sel.
Pengaturan siklus sel melibatkan beragam sistem regulasi
dua komponen. Satu pengatur respon, CtrA, memiliki peran penting dalam
pengendalian inisiasi replikasi DNA dan ekspresi banyak gen. Setelah inisiasi
replikasi DNA di sel induk, tingkat bentuk fosforilasi CtrA (CtrA-P)
meningkat, CtrA-P (dan/atau CtrA) kemudian melakukan transkripsi gen tertentu –
termasuk gen flagela awal dan gen pengatur yang diperlukan untuk ekspresi gen
flagela lanjut. Pengaturan gen flagela mungkin lebih rumit lagi dari yang
diduga sebelumnya.
Protein FliF ditargetkan pada situs polar tertentu di sel
anak (swarmer) yang berkembang, yaitu gelanggang MS di sel swarmer berkembang
karena septasi; mekanisme yang bertanggung jawab untuk mengarahkan FliF ke lokasi
yang tepat masih belum diketahui.
Setelah pembentukan septum, protein FlbD diaktifkan oleh
fosforilasi – kinase, FlbE, terjadi di dekat septum dalam sel anak; protein
FlbD yang teraktivasi (FlbD?P) memberikan transkripsi gen flagela lanjut –
menghasilkan perkembangan flagela polar di sel anak.
Di sel anak, CtrA-P berikatan dengan pusat kromosom, dan
menghambat replikasi; karenanya tidak seperti sel induk (bertangkai), swarmer
tidak membelah hingga ia dewasa.
Dalam kondisi normal, peran CtrA (yaitu bentuk yang belum
terfosforilasi) di sel induk memuat aktivasi gen pembelahan sel lanjut ftsQ dan
ftsQ – yang ekspresinya perlu untuk pembelahan sel. Bila replikasi DNA
dihambat, maka CtrA tidak tersintesis (karenanya memblok pembelahan sel) –
tidak adanya sintesis dalam kondisi ini mencerminkan kegagalan aktivasi CtrA;
karena aktivasi CtrA secara normal tergantung pada CtrA-P, diduga kalau
penghambatan replikasi DNA dapat menghambat fosforilasi CtrA – menjadi
checkpoint siklus sel yang memblokade pembelahan sel tanpa adanya replikasi
DNA.
Daftar Pustaka
- Indiana University (2006, July 19). Figuring Out Function From Bacteria’s Bewildering Forms. ScienceDaily. Retrieved September 27, 2010, from http://www.sciencedaily.com /releases/2006/07/060719085939.htm
- . Mark Wortinger, Marcella J. Sackett and Yves V. Brun. CtrA mediates a DNA replication checkpoint that prevents cell division in Caulobacter crescentus. EMBO (2000)
- Michael T. Laub, Swaine L. Chen, Lucy Shapiro, and Harley H. McAdams. Genes directly controlled by CtrA, a master regulator of the Caulobacter cell cycle. PNAS (2002)
artikel nya cukup jelas dilengkapi dgn gambar , bakteri ini unik sekali bisa jdi memegang rekor sebagai penghasil lem terkuat di dunia.
BalasHapusini refensi tambahan saja http://www.faktailmiah.com/2010/09/28/caulobacter-penghasil-lem-terkuat-di-dunia.html
Terimakasih untuk referensi tambahannya ;)
HapusArtikelnya baik dan menarik
BalasHapusnamun cara bakteri menghasilkan lem ini belum diperjelas, jadi tertarik meminta penjelasan tentang Apa yang dihasilkan sehingga menghasilkan lem terkuat di dunia jika dibandingkan dengan lem yang lain ?
Dela Rahma
setuju dengan dela rahma, sepertinya perlu dikaji lebih lanjut.. artikel ini menarik, Caulobacter memiliki apa hingga dapat menempel sekuat itu.. NICE TOPIC :)
Hapus(azka azzahra)
aku setuju sama dela rahma
BalasHapustambahan lagi
terus bagaimana bakteri itu bisa bergerak bebas??
Arikelnya bagus zizi . Subhanallah banget ya untuk ngelepasin lem ini perlu tarikan lima buah mobil. Jadi nambah pengetahuannya nih. setuju juga sama dela rahma. Makasih zizi artikelnya sangat bermanfaat
BalasHapus(Isti Qomah)
waw, pembahsan yang sangat menarik :)
BalasHapussekedar tambahan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri air tawar Caulobacter crescentus mengeluarkan semacam zat yang sangat lengket berbahan dasar gula. Saking lengketnya, lem produksi bakteri tersebut mampu menahan tarikan beberapa mobil sekaligus. “Dengan kekuatan merekatkan hampir 5 ton per inci persegi, ini adalah `lem' terkuat di penjuru bumi,“ kata salah seorang peneliti dari Indiana University, Amerika Serikat.
(Ta'diyah B)
ya mungkin lem ini akan bermanfaat jika merekatkan sesuatu yang tepat/yang kita inginkan, namun akan menimbulkan masalah yang sangat besar jika tidak sengaja terkena sesuatu, mungkin masih perlu ada pengawasan ketat sebelum diproduksi massal.
BalasHapuspenganalogian yang tepat dengan kata "sikecil yang kuat" sudah mampu merepresentasikan kepada para pembaca mengenai karakter bakteri caulobacteria ini, ini suatu nilai positif dimana hal yang menarik dapat memancing rasa penasaran para pembaca untuk mengetahui lebih jauh bagaimana karakteristik bakhteri ini, bagus, good job
BalasHapusYah setuju sama Ta'diyah, zizi juga baru baca zat yang dikeluarkan si Caulobakter ini berupa cairan lengket yang mengandung unsur gula..
BalasHapusYap benar juga kata Cep yusuf, biasanya lem dari Caulobakter digunakan untuk menyambung peralatan2 medis.. Tapi dalam jumlah yg gak banyak.. Karna gak dijual secara bebas :)